b9

Buntut Demo 2 Desa Tolak PLTA Kerinci, Polisi Tahan Sejumlah Warga

Buntut Demo 2 Desa Tolak PLTA Kerinci, Polisi Tahan Sejumlah Warga

Warga yang masih bertahan di lokasi, menolak PLTA Kerinci.-ist/jambi-independent.co.id-

KERINCI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Aksi demo warga 2 desa, yaitu Pulau Pandan dan Karang Pandan di pintu air yang dibangun oleh PLTA KERINCI, masih terus berlanjut. 

Hari ini, Jumat tanggal 22 Agustus 2025 warga kembali melakukan aksinya demo dan menghambat alat berat yang mencoba melakukan pengerukan sungai.

Dalam aksi demo yang dilakukan sejak Kamis 21 Agustus 2025 itu, massa menuntut agar pihak perusahaan dan pemerintah segera menuntaskan persoalan ganti rugi lahan serta dampak sosial yang mereka rasakan.

Tak hanya itu, informasi yang didapat bahwa aparat kepolisian juga telah mengamankan beberapa warga yang ikut dalam demontrasi tersebut. 

BACA JUGA:Wamendukbangga Suapi Balita Penerima MBG di Jambi, Tekankan Pentingnya Komunikasi Keluarga dan Pendidikan

Salah seorang warga menyebut, aksi mereka murni untuk memperjuangkan hak. “Kami hanya menuntut keadilan, jangan sampai masyarakat dirugikan dengan adanya PLTA ini,” ujar seorang peserta aksi.

Warga menyebutkan, ada 7 orang warga yang diamankan. “Malam tadi warga kita yang dibawa, dan pagi tadi 5 orang lagi yang dibawa,” sebut warga. 

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Kerinci AKP Very Prasetyo dikonfirmasi membenarkan adanya 7 orang diamankan. “Iya,” singkat Kasat.

Untuk diketahui, pembangunan PLTA Kerinci yang berlangsung di Sungai Tanjung Merindu, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci, ditolak warga 2 desa karena terkait dengan kondensasi yang belum dibayarkan. 

BACA JUGA:Royalti Ditagih Meski Musisi Bebaskan Pemutaran Lagu, ke Mana Uang Royalti Mengalir?

Aksi masyarakat 2 desa yaitu Desa Pulau Pandan dan Karang Pandan di dekat jembatan di Sungai Tanjung Merindu memanas di pintu masuk proyek PLTA. 

Masyarakat menghadang pintu masuk area proyek PLTA tersebut. Massa yang mayoritas ibu-ibu mendatangi lokasi sambil melakukan orasi menuntut agar pihak perusahaan tidak melanjutkan pengerukan sungai sebelum ganti rugi lahan warga diselesaikan.

Dalam aksi penolakan pembangunan PLTA kali ini, jumlah massa membludak. “Ya hari ini ribuan warga turun ke menolak PLTA untuk melanjutkan pengerukan sungai sebelum ganti rugi, itu tempat nelayan cari ikan,” kata sumber jambi-independent.co.id

Massa yang sudah sangat marah terlibat bentrok dengan aparat kepolisian yang melakukan pengamanan.
Polisi pun terpaksa menembak gas air mata ke kerumunan warga yang melakukan aksi demo tersebut. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait