Waspada! Anak Bisa Kecanduan Game Online Sejak Dini, Begini Cara Mencegahnya
Ilustrasi Bermain Game Online-Freepik/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Paparan gim online dan perangkat digital sejak usia dini dapat menimbulkan dampak serius terhadap perkembangan anak. Hal ini disampaikan oleh Gisella Tani Pratiwi, M.Psi., Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, dalam keterangannya kepada media.
Menurut Gisella, orang tua perlu menetapkan aturan yang tepat dan konsisten dalam penggunaan gim online. Selain pengaturan waktu, pemilihan jenis permainan juga menjadi aspek penting yang harus diperhatikan.
“Anak yang terlalu sering terpapar gim online tanpa batasan waktu dan jenis konten berisiko mengalami gangguan dalam perkembangan sosial, fisik, serta emosionalnya,” ujar psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.
Gisella menjelaskan bahwa berdasarkan panduan dari American Academy of Pediatrics (AAP), anak-anak dengan rentang usia berbeda memerlukan batasan screen time yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan mereka.
BACA JUGA:Mutasi Polri! Ini Nama-nama Kapolda dan Wakapolda Baru yang Ditunjuk Kapolri
Untuk anak usia di bawah 18 bulan, sebaiknya tidak dikenalkan pada perangkat digital, kecuali untuk video call dengan keluarga. Sementara itu, pada usia 18 bulan hingga 2 tahun, anak diperbolehkan menggunakan media digital hanya untuk konten edukatif dan wajib didampingi orang tua.
Pada usia 2 hingga 5 tahun, waktu penggunaan layar maksimal satu jam per hari untuk konten non-edukatif. Sedangkan anak usia sekolah dasar hingga 12 tahun disarankan tidak bermain gim lebih dari dua jam per hari di luar kegiatan belajar.
Memasuki usia remaja, pengaturan screen time perlu dilakukan melalui kesepakatan bersama dan diarahkan agar anak mampu bertanggung jawab terhadap penggunaan teknologi.
Paparan berlebihan terhadap gim online dapat memicu keterlambatan perkembangan bahasa, menurunkan kemampuan berpikir kritis, serta mengganggu interaksi sosial. Oleh karena itu, Gisella menegaskan pentingnya peran orang tua dalam membimbing anak agar mampu menyeimbangkan antara dunia digital dan aktivitas fisik.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Mutasi Polri, Ini 5 Jenderal yang Ditunjuk Jadi Pejabat Utama di Mabes Polri Termasuk Wakapolri
“Kegiatan fisik, interaksi langsung dengan teman sebaya, serta keterlibatan dalam keluarga harus menjadi bagian dari rutinitas harian anak agar tidak terlalu bergantung pada gawai,” jelasnya.
Ia juga mengimbau agar orang tua menjadi teladan dalam penggunaan perangkat digital di rumah, termasuk dalam hal mengatur waktu bermain gim.
Jika anak menunjukkan gejala kecanduan atau melanggar aturan penggunaan gim yang telah disepakati, Gisella menyarankan agar orang tua menghentikan sementara akses terhadap gim tersebut. Selain itu, orang tua disarankan menawarkan kegiatan alternatif yang lebih sehat, seperti olahraga, membaca, atau kegiatan kreatif lainnya.
“Kunci utama adalah membangun pemahaman yang terus-menerus. Anak perlu tahu mana konten yang bermanfaat dan mana yang membahayakan, agar mampu mengelola kebiasaan digital secara mandiri,” ujarnya.
BACA JUGA:Deretan Zodiak yang Paling Gila Kerja Demi Uang Banyak
Gisella menambahkan, keluarga memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku anak. Komunikasi terbuka, aturan yang jelas, serta konsistensi dari orang tua akan membantu anak mengembangkan kesadaran diri terhadap dampak positif dan negatif dari penggunaan gim online.
“Jika anak dibimbing sejak dini, saat remaja mereka akan memiliki kemampuan mengatur diri sendiri, termasuk dalam menggunakan teknologi secara bijak,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




