Pembatasan Pasokan Sapi Lokal Dinilai Hanya Mempermulus Impor Daging

Pembatasan Pasokan Sapi Lokal Dinilai Hanya  Mempermulus Impor Daging

Anggota DPR RI Andi Kamal menyayangkan pembatasan distribusi sapi lokal jelang Idul Adha karna akan mempermulus Impor. Foto : jpnn.com--

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Anggota Komisi IV DPR RI Dr. Andi Akmal Pasluddin sangat menyayangkan adanya pembatasan distribusi sapi lokal. Hal ini menurutnya hanya akan menghambat peternak dalam negeri melaksanakan kegiatan niaganya dan hanya akan memuluskan impor daging.
 
Politikus PKS ini mendapati kabar yang sudah tersebar luas bahwa melalui Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS), ada pembatasan pasokan sapi dari Jatim ke Jakarta, Banten dan Bandung Raya.
 
Dia sangat menyayangkan kebijakan ini oleh karena pada saat ini, momen tahunan yang ditunggu sebelas bulan lamanya. Kesempatan para peternak untuk panen dari hasil usahanya.
 
Akmal mengingatkan alternatif membuat kebijakan membatasi sapi lokal dengan melakukan importasi daging dari Australia, India, dan Brasil merupakan tindakan yang salah besar.
 
 
 
"Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak ini kan jelas dari luar negeri. Kenapa yang kena impasnya malah sapi lokal," ujarnya. 
 
Padahal menurut Andi Akmal, Komisi IV DPR saat rapat dengan Menteri Pertanian, Dirut Bulog dan Dirut PT Berdikari bersepakat agar tidak ada pembatasan hewan ternak terutama sapi dari luar pulau Jawa ke Pulau Jawa.
 
“Ini juga termasuk pergerakan dari timur pulau Jawa ke arah barat karena memang kebutuhan terbesar daging sapi adalah sekitar Jakarta Banten dan Jawa Barat. Bahkan kami sudah menerima salinan  Surat Edaran Menteri Pertanian No. 02/SE/PK.300/M/5/2022 yang menurut pihak kementerian pertanian, surat ini untuk memberikan kemudahan distribusi sapi baik dari luar Jawa ke pulau Jawa maupun dari timur pulau Jawa ke barat pulau Jawa,” ujar Akmal.
 
Namun setelah rapat berlangsung,malah dirinya mendengar adanya perubahan kesepakatan sebelumnya.
 
Diketahui, pemerintah merencanakan importasi daging bila kebutuhan dalam negeri menjelang Idul Adha kekurangan.
 
Kenapa peternak lokal yang jadi korban kalau sudah begini?” kata Akmal mempertanyakan.
 
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini menjelaskan PMK yang merupakan virus ini tidak dapat diobati dan hanya dapat dikendalikan dengan vaksin.
 
Namun, dia mencontohkan bahwa ibarat corona, dua  tahun tidak cukup. Apalagi, tambahnya, virus penyebab PMK ini terus hinggap pada hewan ternak yang terkontaminasi hingga 3 tahun lamanya meskipun sudah dinyatakan sembuh.
 
 
Pria kelahiran Bone ini meminta komitmen pemerintah yang membidangi pangan baik kementan, bulog, berdikari maupun bapanas agar jaminan pasokan daging di wilayah Indonesia tercukupi hingga lebaran Idul Adha 2022.
 
Akmal meminta minta jangan sampai peternak dalam negeri ini tidak dapat menjual hewan ternaknya khususnya menjelang lebaran Idul Adha seperti dikutip dari jpnn.com.
 
“Upaya pengetatan pemeriksaan memang wajar, tetapi jangan sampai membuat para peternak menjadi kesulitan dalam tata iaga sehingga menimbulkan kerugian,” ujar Andi Akmal.(viz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: