IHSG Berpeluang Melemah Usai Cetak Rekor 8.600
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).-ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak terbatas pada perdagangan Kamis, 27 November 2025, dengan kecenderungan melemah setelah berhasil menembus rekor tertinggi baru di level 8.600 sehari sebelumnya.
Berdasarkan proyeksi teknikal, indeks diperkirakan berada dalam rentang 8.530 hingga 8.670. Dalam laporan BNI Sekuritas, IHSG tercatat menguat 0,94% pada Rabu, 26 November 2025.
Namun, kenaikan ini disertai tekanan jual dari investor asing yang membukukan net sell mencapai Rp506 miliar. Aksi jual asing terutama menekan saham-saham blue chip seperti BBRI, BBCA, SMGR, BUMI, dan FILM.
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menekankan bahwa "IHSG berpotensi melemah terbatas hari ini." Ia juga menjelaskan bahwa area support harian berada di 8.530-8.570, sementara resistance berada di 8.640-8.670.
BACA JUGA:IHSG Menguat Didukung Ekonomi Domestik Stabil dan Data Global Positif
Dari sisi teknikal, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tasrul Tanar, menilai bahwa momentum penguatan IHSG mulai menipis meski pola channel uptrend masih mendominasi.
Ia menjelaskan bahwa indeks saat ini kembali bergerak di atas garis tren naik, dengan support terdekat di 8.500 dan support kedua di 8.450. Resistance terdekat berada pada level 8.625 dan 8.675.
Tasrul menambahkan bahwa "Dari sisi risiko, level kritikal berada di 8.447, batas yang harus dipertahankan agar tren naik tetap valid. Selama indeks bertahan di atas level support 8.500 dan tidak melemah di bawah 8.447." Dengan demikian, peluang penguatan menuju 8.625-8.675 masih terbuka.
Untuk perdagangan hari ini, BNI Sekuritas memilih enam saham sebagai rekomendasi utama, yakni PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), dan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR).
BACA JUGA:Update Harga Emas Antam Naik Rp9.000 per Gram, 27 November 2025
Saham-saham tersebut direkomendasikan dengan strategi Buy on Weakness maupun Spec Buy, lengkap dengan area beli, batas cut loss, dan target harga jangka pendek.
Pencapaian rekor IHSG di 8.602 pada perdagangan sebelumnya didorong oleh sentimen global, terutama meningkatnya kemungkinan pemangkasan suku bunga The Federal Reserve hingga mencapai 80%.
Selain itu, penguatan saham-saham konglomerasi seperti grup Bakrie dan Prajogo Pangestu turut memberi kontribusi, seiring spekulasi bahwa beberapa di antaranya berpotensi masuk ke indeks MSCI.
Pada perdagangan Rabu, IHSG bergerak dalam rentang 8.503–8.602 dengan transaksi mencapai 54 miliar saham dan nilai Rp26,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




