Pengrajin Tahu Keluhkan Harga Kedelai dan Minyak Goreng
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, MUARABUNGO, JAMBI - Saat ini, harga kedelai mengalami kenaikan tajam dari harga sebelumnya Rp 350 ribu per sak dengan berat 50 kilogram, kini mencapai Rp 530 ribu per sak.
Dengan naiknya harga kedelai, membuat Sugimon (60), warga RT 01 Kampung Girimulyo, Dusun Bukitssari, Kecamatan Jujuhan Ilir, yang belasan tahun berprofesi sebagai pengrajin pengelolaan tahu, membuat dirinya kewalahan dangan kenaikan harga kedelai dan minyak goreng.
"Kami sejak naiknya harga kedelai mengeluh sekali. Belum lagi harga minyak goreng juga naik, mana langka lagi. Membuat kami usaha rumah tangga seperti ini kawalahan dan berefek juga dengan harga jual tahu,” lirihnya.
"Kami berharap pada pemerintah agar bisa menurunkan lagi harga kacang kedelai dan minyak goreng biar bisa tetap buka usaha kami," pinta Sugimun.
Baca Juga: Amankan 15 Orang, Polisi Dihadang Warga
Sejauh ini kata dia, pendapatan hanya balik modal saja. “Dari pada tidak produksi untuk bayar upah tenaga bantu sebanyak 5 orang,” timpalnya.
Dalam sehari, Sugiman memproduksi tahu seberat 150 kilogram. Namun karena kondisi sekarang, ia hanya meproduksi 100 kilogram tahu per harinya.
Sementara, Kasi PMD Pemerintah Kecamatan Jujuhan Ilir, Dimrah mengatakan, pihaknya turut prihatin atas kondisi tersebut. Namun memang saat ini, kondisi kedelain dan minyak goreng sedang tinggi-tingginya.
Baca Juga: Operasi Pasar di Jambi Terus Digalakkan, Pemprov Jambi Tunjuk PT Bintang Mas Surya
“kita berharap ada bantuan dari pemerintah dari UMKM, biar usaha pak Sugimun dan usaha rumah tangga lain nya bisa berjalan," harap Dimrah. (mai/zen)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: