NTB Hadapi Krisis Tata Kelola Pupuk di Tengah Dorongan Menuju Kedaulatan Pangan Nasional
Seorang petani menebar pupuk ke tanaman padi.-Antara/jambi-independent.co.id-
BACA JUGA:BMKG Sebut Risiko Cuaca Ekstrem di Sumatra Menyusut, Namun Masyarakat Diminta Tetap Siaga
Untuk memperbaiki sistem, Pupuk Indonesia memperkenalkan aplikasi i-Pubers yang memastikan transaksi Pupuk tercatat secara digital melalui fitur biotagging.
Sistem ini diharapkan menekan peluang penyalahgunaan sekaligus mempercepat verifikasi kebutuhan petani.
Namun digitalisasi saja tidak cukup. Serapan pupuk organik masih rendah, padahal perannya sangat penting dalam memulihkan struktur tanah dan menjaga keberlanjutan produksi.
Upaya perbaikan juga dilakukan di sektor distribusi, di mana Pelindo Lembar mencatat peningkatan 8,6 persen distribusi pupuk pada 2025.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Tinjau Langsung Lokasi Banjir di Sumatra untuk Pastikan Penanganan Cepat
Pupuk Indonesia menyiapkan stok 44.642 ton pupuk di gudang Lini III NTB untuk menjamin ketersediaan sepanjang musim tanam.
Pada akhirnya, transformasi tata kelola pupuk di NTB menjadi gambaran bahwa kedaulatan pangan hanya dapat tercapai melalui sistem yang efisien, transparan, dan berpihak pada keberlanjutan lingkungan.
Masa depan pangan nasional sangat bergantung pada bagaimana pupuk dikelola hari ini dan bagaimana tanah dijaga untuk generasi mendatang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



