b9

Bupati Pati Arogan? Kritik Jangan Terjebak Potongan Video

Bupati Pati Arogan? Kritik Jangan Terjebak Potongan Video

Dr Noviardi Ferzi-ist/jambi-independent.co.id-

BACA JUGA:Wajah Glowing Tanpa Skincare Mahal, Cukup Konsumsi Makanan Sehari-hari Ini

Tidak dapat dipungkiri bahwa gaya komunikasi seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh karakter dan strategi kepemimpinan.

Ada pemimpin yang memilih pendekatan lembut dan merangkul, sementara yang lain mungkin memilih gaya lugas dan langsung untuk menunjukkan ketegasan.

Pendekatan lugas tidak otomatis menunjukkan kurangnya empati. Sebaliknya, pemimpin perlu fleksibilitas gaya—antara tegas dan empatik—tergantung konteks dan tujuan bersama.

Hal ini sejalan dengan penelitian tentang kepemimpinan kolaboratif yang menekankan keterampilan komunikasi, negosiasi, dan pengambilan keputusan berbasis data sebagai faktor pembentuk lingkungan kerja yang kondusif (Putri Setiawati, 2023).

BACA JUGA:Mati Rasa Emosional Tapi Tidak Menyadarinya, Yuk Kenali Tandanya

Analisis berbasis persepsi atas potongan video yang bersifat kualitatif memiliki keterbatasan.

Standar akademik menuntut data lebih empirik, seperti survei persepsi publik atau analisis menyeluruh terhadap semua penampilan publik.

Selain itu, sejumlah literatur mengenai kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa gaya komunikasi inklusif memperkuat keterlibatan masyarakat, transparansi, dan efektivitas—nilai-nilai yang ideal untuk ditelusuri lebih lanjut dalam kasus ini (Lawolo, Mendrofa, Telaumbanu, & Lase, 2024).

Dengan kata lain, menilai gaya komunikasi secara adil perlu bukti yang lebih komprehensif, bukan sekadar interpretasi subjektif.

BACA JUGA:Akhir Pekan Seru Bareng Teman, Sabrina BRI Jadi Solusi Cari Tempat Nongkrong Hits dan Asyik Terdekat

Lebih jauh, gaya komunikasi seorang pemimpin tidak dapat dipisahkan dari substansi kebijakan yang diperjuangkan.

Jika bupati menggunakan nada tegas untuk menekankan pentingnya suatu kebijakan, misalnya pembangunan infrastruktur atau penanganan masalah sosial, hal tersebut merupakan bagian dari strategi komunikasi, bukan semata ekspresi arogansi.

Dalam konteks krisis seperti pandemi COVID-19, penelitian menunjukkan bahwa pemimpin daerah yang mengambil keputusan tegas dengan komunikasi berorientasi nilai kemanusiaan justru berhasil meningkatkan daya tahan sistem sosial dan menggalang kepuasan berbagai pihak (Wibowo & Puspitasari, 2020).

Gaya tegas yang muncul bukanlah sekadar dominasi, melainkan representasi tanggapan strategis terhadap urgensi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: