Menelaah Janji Pemulihan Ekonomi dalam 3 Bulan Menkeu Baru
Dr Noviardi Ferzi-ist/jambi-independent.co.id-
BACA JUGA:Gubernur Al Haris Beri Jawaban atas Pandangan Fraksi Terkait APBD Perubahan 2025
Bedanya, saat ini Indonesia tidak menghadapi krisis fundamental, melainkan perlambatan siklikal.
Karena itu, target 3 bulan masih bisa dianggap realistis—dengan syarat ada koordinasi solid antara kebijakan fiskal Kementerian Keuangan dan kebijakan moneter Bank Indonesia, ditambah kepastian hukum untuk menjaga iklim investasi.
Arahan Presiden Prabowo Subianto agar pertumbuhan ekonomi digenjot hingga 8 persen membawa konsekuensi yang lebih berat.
IMF (2023) menegaskan bahwa pertumbuhan tinggi berkelanjutan di negara berkembang hanya bisa dicapai lewat reformasi struktural, peningkatan produktivitas, dan hilirisasi industri.
BACA JUGA:Bukan Hanya untuk Perut, Makanan Ini Bisa Tingkatkan Fungsi Otak dan Lawan Stres
Artinya, janji pemulihan Purbaya dalam tiga bulan sebaiknya dipahami sebagai strategi membangun ekspektasi pasar—expectation management—bukan proyeksi teknokratik jangka panjang.
Akhirnya, publik berhak menilai apakah janji manis Purbaya akan menjadi kenyataan atau sekadar retorika politik-ekonomi.
Yang jelas, menjaga kepercayaan pasar dalam jangka pendek memang mendesak, tetapi menyiapkan fondasi pertumbuhan berkelanjutan jauh lebih penting agar ekonomi Indonesia tidak sekadar “pulih sesaat” melainkan tumbuh lebih kokoh di masa depan.
*Pengamat
Daftar Pustaka
Blanchard, O. (2017). Macroeconomics (7th ed.). Pearson Education.
International Monetary Fund. (2023). World Economic Outlook: Navigating Global Divergences. Washington, D.C.: IMF.
World Bank. (2024). Indonesia Economic Prospects: Building Resilience Amid Global Uncertainty. Washington, D.C.: World Bank.
Badan Pusat Statistik. (2025). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II 2025. Jakarta: BPS.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



