Selain itu, wilayah ini juga memiliki sekitar 95 persen potensi logam tanah jarang Indonesia, seperti neodymium, cerium, dan lanthanum.
Presiden menyebut, timah dan logam tanah jarang merupakan “emas baru” dunia modern, karena menjadi bahan vital dalam industri elektronik, kendaraan listrik, turbin angin, hingga pertahanan.
Enam smelter timah ilegal yang telah disita negara nantinya akan dikelola oleh PT Timah Tbk bekerja sama dengan masyarakat, sebagai upaya pemulihan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.