JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Saat ini, beberapa harga sembako seperti beras dan minyak semakin mahal. Hal ini karena dinilai stok yang kurang mencukupi di pasaran. Sehingga harga semakin mahal saja.
Namun ternyata, naiknya harga beras dan minyak ini dinilai karena adanya penyimpangan pada proses distribusi. Sehingga berpengaruh terhadap harga sembako yangs semakin meroket.
Apalagi Minyakita yang merupakan minyak subsidi. Saat ini jumlahnya sangat terbatas di pasaran. Biasanya, di minimarket, supermarket maupun pedagang menjual Minyakita dalam jumlah yang banyak. Saat ini, minyak subsidi tersebut jarang terlihat di pasaran.
Temuan adanya penyimpangan pada beras dan minyak ini berdasarkan pemantauan Satuan Tugas Pangan Polri ke sejumlah pasar di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.
BACA JUGA:Ashanti Masuk Rumah Sakit Gegara Ini, Atta Halilintar Takut Salah Jawab
Pantauan Satgas Pangan Polri untuk memastikan ketersediaan serta melihat stabilitas harga pangan pada Jumat, 10 Februari 2023.
Dari hasil pantauan tersebut, Polri melihat adanya indikasi penyimpangan harga beras dari yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 8.300/kg untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB dan Sulawesi.
“Tim juga menemukan adanya pengoplosan beras Bulog dengan beras lokal dan dijual diatas harga eceran tertinggi (HET) yang dilakukan oleh pengecer,” ungkap Brigjen Whisnu Hermawan dalam keterangannya, Sabtu 11 Februari 2023.
Selain itu, Whisnu yang juga menjabat sebagai Dirtipideksus Bareskrim mengungkapkan adanya temuan tim di lapangan dimana agen beras kesulitan untuk mendapatkan beras dari Distributor.
BACA JUGA:Pj Bupati Tebo Bakal Minta Beban Truk Batu Bara Dikurangi, Jadi Segini
“Beras Bulog juga masih belum tersebar di seluruh wilayah Jabodetabek,” jelas Whisnu.
Selain temuan penyimpangan beras Bulog, Satgas Pangan juga menemukan penyimpangan harga dalam penjualan Minyakita.
“Minyakita sudah 1 bulan terakhir sulit didapatkan di pasar tradisional wilayah Jabodetabek dan pedagang juga menjual Minyakita di atas harga eceran tertinggi (HET) pada kisaran Rp15 ribu s/d Rp17 ribu per liter,” pungkas Whisnu. *