b9

Fenomena Hujan Es di Tangerang dan Tangsel, Ini Penjelasan BMKG

Fenomena Hujan Es di Tangerang dan Tangsel, Ini Penjelasan BMKG

Fenomena Hujan Es di Tangerang raya-ANTARA/jambi-independent.co.id--

JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Fenomena hujan es yang melanda Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, dan sebagian wilayah Tangerang Selatan pada Jumat sore, 31 Oktober 2025, menarik perhatian masyarakat.

Menanggapi hal ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah II memberikan penjelasan ilmiah mengenai penyebab terjadinya hujan es tersebut.

Kepala BMKG Wilayah II, Hartanto, menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Banten, termasuk Tangerang, Tangerang Selatan, hingga Lebak, saat ini telah memasuki musim hujan.

Menurutnya, hujan es merupakan fenomena yang kerap terjadi pada masa peralihan musim maupun saat musim penghujan.

BACA JUGA:Formula Baru UMP 2026 Dibahas, Pemerintah Janji Seimbangkan Daya Beli dan Keberlangsungan Usaha

“Fenomena hujan es seperti yang terjadi hari ini umum terjadi pada musim peralihan dan musim hujan. Ini termasuk bencana hidrometeorologi yang disebabkan oleh terbentuknya awan cumulonimbus,” jelas Hartanto.

Awan cumulonimbus dikenal sebagai awan gelap yang menjulang tinggi di langit, terbentuk akibat adanya pengangkatan massa udara ke atas.

Di dalam awan tersebut terdapat arus udara naik dan turun yang sangat kuat, menyebabkan tetesan air membeku menjadi butiran es sebelum akhirnya jatuh bersamaan dengan hujan.

BMKG juga menjelaskan bahwa hujan es pada 31 Oktober 2025 dipicu oleh nilai Dipole Mode Indeks (DMI) negatif.

BACA JUGA:Pemerintah Dorong Pelabelan Gizi dan Kampanye

Kondisi ini berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di wilayah barat Indonesia, termasuk Banten. Selain itu, suhu muka laut yang hangat di sekitar perairan Banten meningkatkan proses penguapan dan kelembapan udara.

Faktor lain seperti aktivitas atmosfer berfrekuensi rendah (Low Frequency) dan kondisi udara yang labil turut memperkuat pembentukan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem.

Hartanto mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat disertai kilat, angin kencang, genangan, banjir, hingga hujan es.

“Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama pada masa musim hujan seperti sekarang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: