b9

Produsen Mobil AS Desak Pemerintahan Trump Batalkan Tarif Impor Robot dan Mesin Industri

Produsen Mobil AS Desak Pemerintahan Trump Batalkan Tarif Impor Robot dan Mesin Industri

Penggunaan robot dalam perkaitan mobil listrik Volkswagen (VW).-Antara/jambiindependent.co.id-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sejumlah produsen mobil besar di Amerika Serikat (AS) menyerukan kepada pemerintahan Presiden Donald Trump agar membatalkan rencana penerapan tarif impor terhadap robot pabrik dan mesin industri.

Dalam surat resmi yang dikirim kepada Julia Khersonky, Wakil Asisten Menteri Perdagangan AS untuk Perdagangan Strategis, Alliance for Automotive Innovation menegaskan bahwa kebijakan tarif tersebut justru dapat meningkatkan biaya produksi kendaraan dan membuat harga mobil di AS semakin mahal.

Aliansi yang menaungi merek-merek besar seperti Ford, GM, Toyota, Honda, BMW, Mercedes, Nissan, Kia, Subaru, Mazda, dan Stellantis menyoroti bahwa sekitar 40 persen instalasi robot dan mesin industri di AS digunakan dalam produksi otomotif.

BACA JUGA:XPeng Pamerkan X9 EREV: Mobil Hybrid Futuristik dengan Jangkauan 1.602 Km

Menurut asosiasi itu, otomatisasi merupakan bagian penting dalam proses manufaktur modern, yang berfungsi membantu pekerja di berbagai lini produksi, termasuk pengecatan, pengelasan, pengikatan berkecepatan tinggi, serta penanganan material.

Mereka memperingatkan, tarif impor baru berpotensi menaikkan biaya peralatan pabrik, menunda proses produksi, dan menyebabkan kekurangan pasokan kendaraan di pasar domestik.

"Peningkatan biaya peralatan di fasilitas yang sudah ada akan meningkatkan biaya produksi secara keseluruhan bagi produsen otomotif, dapat menyebabkan penundaan produksi, dan mungkin mengakibatkan kekurangan kendaraan serta kenaikan harga kendaraan bagi konsumen Amerika pada saat harga kendaraan baru sudah berada pada level tertinggi sepanjang sejarah," tulis asosiasi tersebut.

BACA JUGA:PT SAS dan Group Rehabilitasi Hutan Gambut Seluas 2 Ribu Hektar, Direktur Kemenhut: Jadi Percontohan Nasional

Lebih lanjut, asosiasi menilai pemasok komponen otomotif akan terkena dampak paling berat dari kebijakan ini. 

Sekitar 20 persen di antara mereka bahkan sudah berada dalam tekanan finansial akibat kondisi ekonomi global dan penurunan permintaan kendaraan.

Jika kebijakan tarif baru tetap diberlakukan, pihak asosiasi meminta agar pemerintah memberikan pengecualian bagi impor robotika dan mesin industri yang digunakan untuk mendukung kegiatan manufaktur, perakitan, maupun produksi otomotif.

BACA JUGA:Berantas Mafia Tanah, Kementerian ATR/BPN Percepat Pendaftaran Tanah di Tahun Pertama Prabowo-Gibran

Mereka menegaskan agar pemerintah AS "memberikan opsi keringanan bagi robotika dan mesin industri yang digunakan untuk mengaktifkan, meningkatkan, atau memelihara fasilitas manufaktur, perakitan, atau produksi otomotif."

Selain aliansi produsen otomotif besar, Tesla juga menyampaikan penolakan terhadap rencana penerapan tarif impor baru tersebut.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait