b9

Memahami Teori Benang Merah, Keyakinan yang Mengaitkan Takdir dan Jodoh

Memahami Teori Benang Merah, Keyakinan yang Mengaitkan Takdir dan Jodoh

Ilustrasi teori Benang Merah-Freepik/jambiindependent.co.id--

JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Masyarakat di Asia Timur mengenal sebuah kepercayaan kuno yang dikenal dengan red string theory, atau teori benang merah, yang diyakini berkaitan dengan jodoh dan takdir pertemuan antarindividu.

Kepercayaan ini telah mengakar kuat terutama di Jepang dan Tiongkok (China) dan menjadi bagian dari tradisi budaya mereka hingga kini. 

Menariknya, konsep tentang adanya benang tak terlihat yang menghubungkan dua orang yang ditakdirkan untuk bersama juga tercermin dalam budaya Barat.

BACA JUGA:Waspada! Ini 6 Gejala Kebocoran Tabung Gas yang Bisa Picu Ledakan

Salah satu contohnya terlihat dalam lagu “Invisible String” milik penyanyi Taylor Swift, yang menggunakan metafora “benang tak kasatmata” untuk menggambarkan hubungan emosional yang kuat antara dua jiwa.

Secara umum, red string theory atau benang merah takdir merupakan kepercayaan yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki benang merah tak terlihat yang menghubungkannya dengan orang-orang tertentu dalam hidupnya.

Dalam versi Jepang, teori ini dikenal dengan istilah “akai ito”, sementara dalam budaya Tiongkok disebut “yuanfen”.

BACA JUGA:Kapolda Jambi: Mahasiswa adalah Aset Jambi dengan Idealisme untuk Membawa Perubahan

Legenda tersebut menceritakan tentang seorang kakek tua yang tinggal di bulan dan memiliki peran menentukan jodoh manusia di bumi.

Ia diyakini mengikatkan benang merah pada dua orang yang telah ditakdirkan untuk bertemu dan bersama di masa depan.

Menurut mitologi Tiongkok, benang merah ini diikat di pergelangan kaki seseorang oleh para dewa. Benang tersebut tidak akan pernah putus, meskipun bisa meregang atau terjerat karena tantangan hidup, jarak, maupun waktu.

BACA JUGA:Sasaran Bantuan Pangan di Indonesia Timur Bertambah

Namun pada akhirnya, benang itu akan menarik dua orang yang ditakdirkan untuk bersatu kembali, apa pun rintangannya.

Keyakinan ini menjadi simbol bahwa cinta sejati dan hubungan yang ditentukan oleh takdir akan selalu menemukan jalannya, meskipun melalui perjalanan panjang dan berliku.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: