b9

Waduh! Ini Fakta di Balik Temuan Radioaktif pada Udang dan Cengkeh Asal Indonesia

Waduh! Ini Fakta di Balik Temuan Radioaktif pada Udang dan Cengkeh Asal Indonesia

Ilustrasi Udang yang Terkontaminasi Radioaktif-Shutterstock/jambi-independent.co.id-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Fenomena radioaktif pada makanan tengah menjadi sorotan internasional setelah ditemukan pada udang dan cengkeh asal Indonesia.

Kasus ini menarik perhatian banyak pihak karena menyangkut keamanan pangan global dan potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia.

Secara ilmiah, radioaktif pada makanan terjadi ketika bahan pangan terpapar isotop radioaktif akibat pencemaran lingkungan, aktivitas nuklir, atau proses industri tertentu.

BACA JUGA:Harga Emas Pegadaian Awal Pekan Stabil, Antam Tahan di Rp2,34 Juta per Gram

Salah satu zat yang paling sering ditemukan adalah Cesium-137, yang dapat masuk ke rantai makanan melalui tanah, air, maupun udara yang telah tercemar.

Jika dikonsumsi manusia, radiasi ini bisa menimbulkan risiko serius terhadap kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Menurut penjelasan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), radiasi pada makanan biasanya menjadi perhatian besar setelah terjadi insiden nuklir atau kebocoran reaktor, seperti yang pernah terjadi di Chernobyl dan Fukushima.

BACA JUGA:Perkuat Komitmen Transformasi dan Tata Kelola Modern, Jasa Raharja Gelar Direktorat SUIT Summit 2025

Namun, WHO juga menegaskan bahwa paparan radioaktif bisa muncul secara lokal akibat pencemaran industri.

Terkait temuan pada udang beku dan cengkeh dari Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan pentingnya sistem pengawasan ketat untuk memastikan bahwa bahan pangan yang beredar di pasar bebas dari kontaminasi berbahaya.

Dampak dari paparan Cesium-137 tidak bisa dianggap sepele. Berdasarkan keterangan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), isotop ini menghasilkan radiasi beta dan gamma yang sangat berisiko jika menumpuk dalam tubuh manusia. Setelah tertelan, zat ini akan menyebar melalui aliran darah dan bisa mengganggu jaringan tubuh vital.

BACA JUGA:George Russell Kuasai GP Singapura 2025, Kalahkan Verstappen dan Norris dengan Dominasi Penuh!

Dalam jangka pendek, paparan dosis tinggi dapat menyebabkan mual, muntah, dan kerusakan organ dalam. Sedangkan dalam jangka panjang, risiko yang muncul meliputi peningkatan potensi kanker, gangguan sistem kekebalan tubuh, hingga efek degeneratif.

Oleh karena itu, FDA Amerika Serikat telah menetapkan batas aman radioaktif pada makanan dengan standar ketat untuk tiap jenis radionuklida.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: