b9

Bahaya! Naik Gunung Tanpa Persiapan Fisik Bisa Fatal! Ini Tips dari Ahli Gizi

Bahaya! Naik Gunung Tanpa Persiapan Fisik Bisa Fatal! Ini Tips dari Ahli Gizi

Ilustasi sedang mendaki Gunung-Freepik/jambi-independent.co.id-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sebelum mencoba aktivitas ekstrem seperti mendaki gunung, kesiapan fisik dan asupan gizi seimbang harus benar-benar diperhatikan. Hal ini disampaikan oleh dr. Pande Putu Agus Mahendra, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia, saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, beberapa indikator penting seperti tekanan darah, denyut jantung, dan kecepatan pemulihan tubuh perlu dijadikan tolok ukur dalam menilai kebugaran fisik seseorang.

“Hal-hal seperti tekanan darah dan respons jantung adalah parameter vital untuk menilai apakah tubuh siap menghadapi tekanan fisik berat seperti mendaki,” ujar dr. Pande.

Ia juga menyarankan agar calon pendaki, khususnya pemula, menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh atau medical check-up sebelum memulai pendakian. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui batas kemampuan tubuh dalam menghadapi kondisi ekstrem seperti fluktuasi tekanan udara, suhu, kelembapan, serta kadar oksigen yang berubah drastis di ketinggian.

BACA JUGA:Hasil Piala Dunia Antarklub: Real Madrid Tundukkan Juventus 1-0, Lolos ke Perempat Final!

BACA JUGA:Nah! Kejari Tebo Eksekusi Ismail Ibrahim alias Mael ke Lapas Kelas IIB Muara Bungo

Terkait usia atau kondisi medis tertentu, dr. Pande menegaskan bahwa selama seseorang berada dalam kondisi sehat, tidak memiliki gangguan pada curah jantung dan fungsi ginjal, serta telah menjalani latihan fisik yang terstruktur, maka pendakian masih dapat dilakukan dengan aman.

Sebagai anggota tim Monitoring dan Evaluasi Medis serta Nutrisi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), ia menyarankan agar latihan fisik dimulai setidaknya tiga bulan sebelum hari pendakian. Latihan yang disarankan meliputi olahraga kardio dan angkat beban untuk memperkuat sistem kardiovaskular dan otot tubuh.

Selain kebugaran, ia menyoroti pentingnya pola makan sehat. Nutrisi yang baik, terutama yang kaya akan karbohidrat kompleks, serat larut, dan seimbang gizinya, akan menjadi sumber energi utama saat menaklukkan medan berat di pegunungan. Ia juga menyarankan untuk menghindari makanan yang difermentasi agar tidak mengganggu metabolisme selama pendakian.

Meski udara dingin sering kali membuat seseorang merasa tidak haus, dr. Pande menegaskan bahwa hidrasi tetap krusial. Penguapan cairan tubuh tetap terjadi, bahkan saat suhu dingin. Karena itu, penting untuk menjaga asupan cairan dan memantau pola minum dengan baik.

BACA JUGA:Harga Sembako di Kota Jambi! Cabe Rawit dan Bawang Naik, Cabe Merah Turun

BACA JUGA:BRI Fokuskan Langkah Transformasi di Seluruh Aspek

Tentang konsumsi suplemen, ia menyebutkan bahwa bila seseorang sudah fit, cukup nutrisi, dan terhidrasi dengan baik, maka suplemen tambahan biasanya tidak diperlukan.

“Kecuali memang ada kondisi medis khusus dan itu tentu berbeda pada tiap orang,” tutur dr. Pande yang juga menjabat sebagai International Doping Control Officer.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: