Inspiratif! Belasan Tahun Menabung, Pasutri Penjual Sembako Akhirnya Naik Haji
Pasutri penjual sembako yang bisa naik haji setelah nabung belasan tahun.-ist/jambi-independent.co.id-kemenag.go.id
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Di sebuah rumah sederhana di batas Kota Sibolga, aroma minyak goreng dan rempah-rempah selalu tercium dari pagi hingga petang.
Di situlah Askar Simbolon (75) dan istrinya, Asniar Pasaribu (69), menggantungkan harapan mereka selama puluhan tahun: menjual sembako untuk bertahan hidup—dan untuk mewujudkan impian mereka berangkat ke tanah suci.
Tahun ini menjadi titik terang. Setelah belasan tahun menabung rupiah demi rupiah dari hasil jualan sembako rumahan, pasangan lansia ini akhirnya berangkat haji. Air mata haru tak bisa mereka bendung saat mengenang perjuangan di balik keberangkatan ini.
Setiap pagi, sebelum ayam berkokok, Askar sudah mulai menata dagangan, beras, gula, telur, minyak goreng, sabun, hingga kopi sachet. Warung sembako kecil itu menempel di bagian depan rumah mereka. Tak pernah ramai, tapi cukup untuk mengalirkan rezeki harian.
BACA JUGA:Polri Jangan Terlibat Kegiatan Ilegal! Kapolda Jambi: Jangan Jadi Preman Berseragam
BACA JUGA:Beda Hasil! Ketua TPP Bacalon Ketum KONI Provinsi Jambi Sebut Ada 2 yang Lolos Verifikasi Berkas
"Kadang sehari cuma laku 5 bungkus mie instan, tapi kami tetap bersyukur, yang penting bisa nyisihin meski sedikit," kata Asniar sambil mengusap matanya.
Sejak bertahun-tahun, mereka mulai menabung untuk daftar haji. Butuh beberapa tahun lebih untuk bisa mendaftar secara resmi karena terbatasnya penghasilan. Setelah itu, mereka harus menunggu antrean selama belasan tahun.
“Waktu daftar, saya masih kuat angkat karung beras sendiri. Sekarang sudah harus pakai tongkat bahkan dipapah oleh istri saya. Penyakit sudah banyak di umur tua ini,” ujar Askar seraya tersenyum, Kamis 8 Mei 2025.
Pandemi COVID-19 pada 2020, sempat memukul keras usaha kecil mereka. Penjualan turun drastis. Mereka hanya bisa bertahan dengan menjual barang-barang kebutuhan pokok secara hutang ke tetangga yang juga kesulitan.
BACA JUGA:Kena Penalti! Gara-gara Disbunnak Tak Susun RAD, DBH Sawit Muaro Jambi Turun
Di tengah itu semua, mereka kehilangan salah satu anaknya yang menjadi tulang punggung keluarga. Kesedihan itu membuat mereka sempat enggan melanjutkan niat berhaji. Namun dukungan keluarga dan jiran tetangga membuat semangat mereka berdua bangkit kembali.
Awal 2025, mereka menerima kabar dari Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Sibolga bahwa nama mereka masuk dalam daftar keberangkatan jemaah haji kelompok terbang (Kloter) 23 Embarkasi Medan yang akan bergabung dengan JCH asal Kota Medan dan Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



