Jenazah Ayah dan Anak yang Tenggelam di Kecamatan Berbak Tanjab Timur Berhasil Ditemukan

Jenazah Ayah dan Anak yang Tenggelam di Kecamatan Berbak Tanjab Timur Berhasil Ditemukan

Jenazah ayah dan anak yang hilang di Sungai Berbak, Tanjab Timur ditemukan-Harpandi/jambi-independent.co.id-

MUARASABAK, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Dua orang warga Desa Rantau Rasau, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjab Timur yang sebelumnya dikabarkan hilang akibat tenggelam saat hendak menyeberangi Sungai Batanghari menggunakan perahu ketek berukuran kecil bermuatan bibit sawit di wilayah tersebut pada hari Selasa 20 September 2022 lalu, akhirnya ditemukan di hari yang berbeda dalam keadaan meninggal dunia.

Camat Berbak, Juni Nugraha saat dikonfirmasi via telepon mengatakan, pasca adanya laporan terkait hilangnya kedua korban masing-masing atas nama Parman (50) dan Rahmat (25), upaya pencarian langsung dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri dan juga warga sekitar yang menggunakan pompong tradisional milik mereka.

Upaya pencarian terhadap kedua korban dilakukan dengan cara menyusuri aliran Sungai Batang Hari di sekitar lokasi yang diduga tempat para korban terakhir melintasinya.

Pada Kamis 22 September 2022 lalu, upaya pencarian membuahkan hasil. Di mana, jenazah Parman berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia sekitar pukul 05.30 WIB.

BACA JUGA:Terungkap, Ini Identitas Pria Tergantung di Pohon Karet Dusun Tanah Priuk, Kabupaten Bungo

BACA JUGA:Tekan Inflasi, Gubernur Jambi Al Haris Ajak Masyarakat Tanam Cabe

"Dan pada hari Jumat 23 September 2022 pagi, jenazah korban kedua atas nama Rahmat juga berhasil ditemukan oleh tim gabungan sekitar 1 km dari lokasi yang diduga tempat para korban melintas pada saat sebelum kejadian," ucapnya.

Sementara itu, Lutfi selaku juru bicara Basarnas Provinsi Jambi saat diwawancarai via telepon menuturkan, hingga saat ini keberadaan perahu ketek milik korban belum ditemukan. Akan tetapi untuk jenazah kedua korban sudah berhasil ditemukan dihari yang berbeda.

"Posisi tubuh kedua jenazah korban tenggelam itu saat ditemukan, kondisinya mengapung di atas sungai dan sudah tidak bernyawa lagi. Selain itu, pada bagian kepala korban atas nama Parman juga ditemukan adanya luka yang diduga akibat terkena benturan dari kapal nelayan yang saat itu hendak mengevakuasinya," tuturnya.

Untuk diketahui, sebelum kedua korban ini dikabarkan hilang tenggelam dan ditemukan meninggal dunia, Parman dan anaknya Rahmat pada saat itu tengah mengangkut bibit sawit menggunakan perahu ketek yang akan dibawa ke seberang sungai untuk diantarkan ke seseorang pembeli.

BACA JUGA:Pasutri di Sarolangun, Lolos Ikut Bursa Pilkades Serentak Tahun 2022

BACA JUGA:Bertemu UNIDO, Menko Airlangga Ungkap Peningkatan Kinerja Sektor Industri untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi

Sebelum keduanya akan mengarungi Sungai Batanghari di wilayah tersebut, pihak keluarga telah memperingatkan para korban untuk tidak menggunakan perahu ketek itu untuk mengangkut bibit sawit ke seberang sungai.

Hal ini dikarenakan, selain kondisi perahu mesin tersebut yang berukuran kecil. Pada bagian bawah perahu ketek itu juga terdapat kebocoran yang dapat membahayakan keselamatan keduanya.

Akan tetapi, teguran dari pihak keluarga tersebut tidak diindahkan oleh para korban, dan mereka pun nekat menyeberangi sungai menggunakan perahu ketek tersebut.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: